Tingkat Pengetahuan Petani Peternak Tentang Manfaat Budidaya Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Sebagai Pakan Ternak Sapi Potong di Kampung Subsay Distrik Warmare
Oleh : Susan C. Labatar


Ringkasan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani ternak tentang manfaat budidaya rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebagai bahan pakan ternak sapi potong. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan yaitu   alat tulis menulis; arit, cangkul, tali rafia. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu folder, materi penyuluhan, kuisioner, stek rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan pupuk kandang (kotoran sapi).
            Evaluasi dalam kegiatan penyuluhan ini adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan petani ternak yang terdiri dari tes awal (Pre test) yang dilakukan sebelum pelaksanaan penyuluhan dan sesudah pelaksanaan penyuluhan (Pos test). Dari Hasil evaluasi diperoleh   peningkatan pengetahuan petani peternak  meningkat, hal tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan tes awal (Pre test) dan tes akhir (Pos test) dengan peningkatan pengetahuan dalam kategori sedang dan meningkat pada pelaksanaan tes akhir (Pos test), dengan kategori baik.


I.                   PENDAHULUAN
Rumput gajah (Pennisetum purpureum) berasal dari Afrika, tanaman ini diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962 dan tumbuh alami di seluruh daratan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak yang berperan penting karena mengandung hamper semua zat yang dibutuhkan hewan ruminansia.   Peranan rumput gajah (pennisetum purpureum) dalam usaha pengawetan tanah dan air serta pencegahan terjadinya erosi. Penanaman rumput gajah dapat dilakukan secara monokultur ataupun interkultur dengan tanaman tahunan sehingga dapat diperoleh manfaat secara maksimal. Pertumbuhannya yang relatif cepat dalam waktu yang pendek, serta peranan daun-daun dan perakarannya terhadap erosi maka pembudidayaan rumput gajah dapat menjadi pilihan yang bijaksana dan menguntungkan. (Rukmana  2005).
Kabupaten Manokwari, khususnya Distrik Warmare bila ditinjau dari potensi sumber daya alam, memiliki lahan cukup luas untuk beternak, sangat prospektif dan fleksibel untuk pengembangan usaha peternakan. Dengan memiliki potensi lahan ini, bisa dikembangkan penanaman rumput gajah ((pennisetum purpureum) sebagai bahan pakan hijauan yang bernilai gizi tinggi untuk ternak sapi potong di daerah ini.
Dalam hal tersebut mengembangkan suatu usaha peternakan  ternak sapi potong, faktor yang perlu diperhatikan yaitu manajemen pemeliharaan, pembibitan serta pakan berkualitas baik.Padang rumput alam yang ada sebagian besar sebagai  sumber hijauan pakan pada umumnya memiliki tingkat erobilitas tinggi dan berdampak penurunan kesuburan tanah, hal ini menyebabkan rendahnya produktivitas padangan rumput didominasi rumput alam yang umumnya rendah kualitas dan kuantitasnya, produktivitas yang rendah ini menggambarkan rendahnya daya tampung (caryng capacity).
Kondisi itu merupakan karateristik dari padang rumput alam didaerah tropis sebagai sumber hijauan pakan ternak tidak mampu mencukupi kebutuhan ternak baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini terutama terjadi pada musim kemarau panjang, pengaruh lainnya adalah menurunnya kualitas rumput yang ditunjukan oleh penurunan kadar protein kasar jauh dibawah standar yaitu 9,6 (Matheus dkk 1991), kebutuhan rumput ternak ruminansia serta meningkatkan kadar serat kasar yang dapat menurunkan daya cerna ternak. Akibat dari pada musim kemarau bobot badan sapi potong terutama sapi Bali mengalami penurunan.
Rendahnya kualitas hijauan pakan yang ditunjukan oleh menurunnya kadar protein juga akan berpengaruh terhadap efisiensi produksi ternak sapi potong. Yang sering terjadi dilapangan misalnya kasus terkait kuantitas dan kualitas hijauan pakan pada musim kemarau panjang, banyak sapi mengalami penurunan berat badan. Ternak sapi yang menerobos keluar kandang, akibatnya ternak sapi yang mati dihutan dan banyak pula yang dipanah  karena  merusak tanaman milik masyarakat.
Para petani peternak lokal umumnya tidak memahami hubungan antara kuantitas dan kualitas hijauan pakan dengan produktivitas ternak. Keterbatasan pengetahuan tentang nilai gizi itu menyebabkan kurang adanya perhatian terhadap kondisi padang rumput alam dan sumber hijauan pakan konfersional lainnya. Indikasi kekurangan perhatian petani ternak terhadap persyaratan minimal kebutuhan hijauan pakan per unit ternak baik secara  kua1itas maupun kuantitas adalah tidak adanya upaya pembuatan kebun rumput dan mengacu pada faktor perkembangan ternak adalah hijauan pakan (hijauan makanan ternak)  memberi pengaruh yang lebih besar terhadap produktivitas ternak.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dalam penulis   merancang suatu upaya penyuluhan  tentang budidaya rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebagai pakan ternak di Kampung Subsay Distrik Warmare Kabupaten Manokwari.


A.    Rumusan Masalah
1.          Bagaimana meningkatkan pengetahuan petani peternak tentang manfaat budidaya rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebagai pakan ternak sapi potong yang baik.
2.          Menyusun suatu rancangan penyuluhan tentang manfaat budidaya rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebagai bahan pakan   ternak sapi potong di Kampung Subsay Distrik Warmare Kabupaten Manokwari.

B.     Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan ini yaitu :
1.          Untuk meningkatkan pengetahuan petani ternak tentang manfaat budidaya rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebagai bahan pakan ternak sapi potong.
2.          Mengetahui rancangan penyuluhan yang tepat agar petani ternak dapat meningkatkan pengetahuaun  tentang manfaat budidaya rumput gajah.

C.    Manfaat
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini yaitu :
1.          Bagi petani ternak agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang  manfaat budidaya rumput gajah (Pennisetum purpureum) guna meningkatkan produksi ternak sapi .
2.          Bagi penyuluh maupun instansi terkait dapat digunakan sebagai materi penyuluhan yang sesuai dengan sasaran.

III.      METODE PENELITIAN
A.    Waktu dan Tempat
Penelitian  ini dilaksanakan  selama 2 bulan yaitu bulan Maret sampai dengan Mei 2010 bertempat di Kampung Subsay Distrik Warmare Kabupaten Manokwari.

B.     Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan yaitu   alat tulis menulis; arit, cangkul, tali rafia. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu folder, materi penyuluhan, kuisioner, stek rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan pupuk kandang (kotoran sapi).

C.    Metode Penelitian
a.          Jenis data
Data yang diperoleh berasal dari dua sumber yaitu data sekunder dan data primer, data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui monografi dan instansi terkait sesuai kebutuhan. Data primer yaitu data yang langsung diambil oleh penulis melalui wawancara dan kuisioner.
b.          Teknik pengumpulan data.
Data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan kuisioner dan melalui pustaka.
c.           Sampling
Sampling adalah perwakilan dari populasi yang diambil sebagai sasaran penyuluhan. Jumlah populasi adalah 37 pemilik ternak sapi yang diperoleh dengan cara purposif (sengaja), sebanyak 15 responden. 
1.          Variabel dan pengukuran
Variabel yang diukur adalah peningkatan pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan dan lama usaha petani peternak yang dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan yang diukur berdasarkan pendekatan rumus Ginting, (1991).
2.          Analisa dan Interprestasi data
Analisa data dapat dilakukan secara tabulasi berdasarkan perubahan pengetahuan petani responden yang dapat diinterprestasikan /disajikan dalam bentuk tabel disertai uraiannya.
D.    Rancangan Penyuluhan
1.          Sasaran penyuluhan
Sasaran dalam kegiatan penyuluhan adalah petani dan keluarganya yang mempunyai ternak sapi potong di Kampung Subsay Distrik Warmare.
2.          Tujuan Penyuluhan
Tujuan dari kegiatan penyuluhan di Kampung Subsay adalah untuk meningkatkan pengetahuan petani ternak sapi potong tentang manfaat budidaya rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebagai pakan  yang baik.
3.          Materi Penyuluhan
Materi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan yaitu manfaat budidaya rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebagai pakan ternak sapi potong.
4.          Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan yaitu dengan metode pendekatan kelompok dan pendekatan individu.
5.          Teknik Penyuluhan
Teknik yang digunakan dalam kegitan penyuluhan adalah dengan teknik ceramah, diskusi dan demonstrasi cara.
6.          Media Penyuluhan
Media yang  digunakan dalam kegiatan pelaksanaan penyuluhan yaitu folder.
7.          Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi dalam kegiatan penyuluhan ini adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan petani ternak yang terdiri dari tes awal (Pre test) yang dilakukan sebelum pelaksanaan penyuluhan dan sesudah pelaksanaan penyuluhan (Pos test).
Untuk mengetahui tingkat efektivitas pengetahuan petani ternak (responden) maka dilaksanakan tes awal dengan menggunakan daftar pertanyaan (Kuisioner)  terdiri dari 10 pertanyaan  dengan nilai tertinggi 4 (empat) dan nilai terendah 1 (satu).
Dengan kriteria tingkat pengetahuan yang diperoleh masing-masing responden dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
Nilai tertinggi (Maksimal) 10 x 4 = 40
Nilai terendah (minimum) 10 x 1 = 10
Oleh karena itu, kriteria tingkat pengetahuan yang diperoleh masing-masing responden dapat dikelompokkan dalam kategori :
1.  Baik                        > 31 – 40
2.  Sedang                   > 21 – 30
3.  Kurang                       10 – 20
Untuk mengetahui efektivitas peningkatan pengetahuan di gunakan rumus Ginting (1991) sebagai berikut :



Ps – Pr    x 100%
N.t.Q-Pr
 
 


Keterangan :
Ps                      : Post Test
Pr                       : Pre Test
N                       : Jumlah Responden
t                         : Nilai Tertinggi
q                        : Jumlah Pertanyaan
100 %                : Pengetahuan yang ingin dicapai
Dimana
Ps – Pr               : Peningkatan pengetahuan
NtQPs-Pr          : Peningkatan Kesenjangan
E.     Definisi Operasional
1.      Ternak sapi merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang dapat menghasilkan protein hewani yang cukup tinggi bagi kebutuhan konsumsi masyarakat.
2.      Penyuluhan adalah sistem pendidikan di luar sekolah non formal bertujuan untuk memberdayagunakan sasaran (petani dan keluarganya.)
3.      Pakan merupakan sumber energi untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga serta mempertahankan hidup.
4.      Hijauan makanan ternak (HMT) berupa rerumputan dan daun-daunan
5.      Rumput gajah (Pennisetum pupureum) ialah rumput yang sengaja di tanam atau dibudidayakan dan mempunyai produksi dan nilai gizi yang tinggi.
6.      Pengetahuan yaitu segala sesuatu yang di ketahui. Pengetahuan juga merupakan kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera yang berbeda sekali dengan pemberdayaan/tahyul dan penerangan-penerangan yang keliru.
7.      Petani peternak yaitu petani yang bermata pencahariannya sebagai petani disamping itu beternak.

                                                       III.      HASIL DAN PEMBAHASAN
a.      Evaluasi tes awal (Pre test)
Evaluasi tes awal (Pre test) dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang manfaat budidaya rumput gajah dilakukan sebelum penyuluhan dengan membagikan kuisioner sebanyak 10 pertanyaan yang telah disiapkan. Tingkat pengetahuan petani ternak responden dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pelaksanaan Tes Awal (Pre test) Pada Petani Responden.
Kategori
Kriteria
Responden
Nilai
Jumlah            %
Jumlah
Rata-Rata
> 31 – 40
> 21 – 30
10 – 20
Baik
Sedang
Kurang
1
9
5
6,66
60
33,33
31
213
86
31
23,66
17,2
Jumlah

15
100
330
24,58
Sumber : Data Primer 2010

Pada Tabel 1.  terlihat bahwa sebanyak 9 orang responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dengan presentase, (60 %) dengan nilai rata-rata 23,66 sedangkan kategori kurang sebanyak 5 orang memiliki pengetahuan kurang dengan presentase, (33,33 %) dengan tingkat pengetahuan rata-rata, (17,2) dan 1 orang  memiliki kriteria baik dengan presentase, (6,66 %) dan nilai rata-rata (31). Hal ini menunjukan bahwa petani peternak yang diambil sebagai responden sedikit mengetahui tentang manfaat budidaya rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebagai pakan ternak sapi di Kampung Subsay Distrik Warmare.
2.      Evaluasi tes akhir (Pos test)
Pelaksanaan tes akhir (Pos test) disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pelaksanaan Tes Akhir (Pos test) Petani Responden.
Kategori
Kriteria
Responden
Nilai
Jumlah
%
Jumlah
Rata-Rata
> 31 – 40
> 21 – 30
10 – 20
Baik
Sedang
Kurang
15
0
0
100
0,00
0.00
570
0
0
38
0,00
0,00
Jumlah

15
100
570
38
Sumber : Data Primer 2010

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa tingkat pengetahuan petani peternak sebelum pelaksanaan penyuluhan terjadi, dari skor nilai rata-rata 24,58 dengan kategori sedang menjadi 38 dengan pengetahuan kategori baik. Berdasarkan hasil pos test tingkat pengetahuan petani peternak responden setelah pelaksanaan penyuluhan dan pembuatan demplot menambah peningkatan pengetahuan rata-rata sebesar 38,00 termasuk dalam kategori baik.
Peningkatan pengetahuan petani peternak responden terjadi dari skor nilai rata-rata 24,58 menjadi 38,00 sehingga dapat diperoleh nilai peningkatan pengetahuan sebesar 38,00-24,58 = 13,42. Hal ini berarti materi penyuluhan yang disampaikan benar-benar diadopsi baik oleh petani peternak responden.
3.      Evaluasi peningkatan pengetahuan petani peternak responden berdasarkan tingkat pendidikan.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani peternak berdasarkan strata pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.     Peningkatan Pengetahuan Petani Ternak Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Strata Pendidikan
Jumlah Responden
Rata-Rata Pengetahuan Responden
Peningkatan Pengetahuan
Nilai Tes Awal
Nilai Tes Akhir
Rata-Rata
Kategori
Rata-Rata
Kategori
SD
8
19,37
Kurang
35,87
Baik
16,87
SLTP
2
28,5
Sedang
40,00
Baik
11,5
SLTA
4
26,5
Sedang
40,00
Baik
13,5
D3
1
25,0
Sedang
40,00
Baik
15
Sumber : Data primer 2010

Berdasarkan Tabel 3,  dapat dilihat bahwa  peningkatan pengetahuan berdasarkan kelompok pendidikan dari 4 tingkat pendidikan masing-masing tingkat pendidikan SD sebesar (35,87), SLTP (40,00), SLTA (40,00) dan D3 (40,00) dengan kriteria baik.  Hal ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan penyuluhan petani responden betul-betul menyimak materi yang diberikan dengan baik karena materi yang disuluhkan mudah. Selain itu tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap daya serap inovasi yang diberikan.
4.      Peningkatan pengetahuan petani peternak responden berdasarkan lama usaha.
Peningkatan pengetahuan petani peternak responden berdasarkan lama usaha untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.  Peningkatan Pengetahuan Responden Berdasarkan Lama Usaha.
Lama Usaha (Tahun)
Jumlah Responden
Rata-Rata Pengetahuan Responden
Peningkatan Pengetahuan
Nilai Tes Awal
Nilai Tes Akhir
Rata-Rata
Kategori
Rata-Rata
Kategori
2-3
10
23,8
Sedang
37,3
Baik
13,5
4
5
21,6
Sedang
39,4
Baik
17,8
Sumber : Data Primer 2010

Berdasarkan Tabel 4, hasil tes akhir (Pos test) menunjukan bahwa petani responden yang lama berusaha tani memiliki nilai kriteria yang baik yaitu 39,4 dengan rata-rata peningkatan pengetahuan 17,8 dan petani peternak yang mempunyai lama usaha tani 2-3 tahun mempunyai nilai tes akhir  rata-rata 37,3 dan peningkatan pengetahuan rata-rata 13,5.
Petani peternak responden yang mempunyai lama usaha tani mempunyai nilai yang cukup tinggi karena dalam beternak cukup mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam berternak. Setelah mereka melihat atau membaca materi yang diperoleh dan melakukan sendiri dengan sendirinya mereka mengetahui bahwa rumput ini yang kita pernah lihat dan beri kepada ternak.

 V. KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan
1.      Tingkat pengetahuan petani ternak sapi tentang manfaat budidaya rumput gajah sebagai pakan ternak di Kampung Subsay memiliki kriteria sedang berdasarkan data pre test dan pos test diperoleh peningkatan pengetahuan yang baik.
2.      Dengan menggunakan media dan teknik yang baik peningkatan pengetahuan petani peternak akan meningkat, hal tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan tes awal (Pre test) dan tes akhir (Pos test) dengan peningkatan pengetahuan dalam kategori sedang. Pada tes awal dapat meningkat pada pelaksanaan tes akhir (Pos test), dengan kategori baik.
B.       Saran
1.      Untuk mendapatkan sumber hasil peningkatan produksi pakan ternak dan produksi ternak yang baik di Kampung Subsay ada lahan yang khusus untuk penanaman hijauan ternak.
2.      Perlu ada informasi tambahan dari Dinas terkait khususnya Dinas Peternakan setempat, mengenai manfaat hijauan bagi ternak guna meningkatkan produksi ternak di Kampung Subsay Distrik Warmare.


DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 1991. Sapi Potong dan Kerja. Kanisius. Yogyakarta.
A.W. van Den Ban dan H.S Hawkins, 1999, Penyuluhan Pertanian. Kanisius.  Yogyakarta.
Burhan Bahar 2003, Memilih Produk Daging Sapi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Djarijah Siregar A. 1996. Usaha ternak sapi. Kanisius. Yogyakarta.
Ginting, E. 1991 Metode Kuliah Kerja Lapangan. Universitas Brawijaya. Malang.
Kamal M, 1998. Bahan Makanan dan Ransum Ternak. Gajah Mada university Pers. Surakarta.
Kukuh Budi Statato, 1991. Makanan Ternak Potong. Fakultas Peternakan IPB.
Mardikanto, 1991. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Pres. Surakarta.
---------------, 2003. Metode Penyuluhan Pertanian Universitas Terbuka (UT). Jakarta 2002.
---------------, 2003. Masalah khusus. Universitas Terbuka (UT). Jakarta 2002.
Matheus. I. W. Et al. Pedoman Praktis Beternak kambing domba sebagai ternak potong (Bogor, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 1991.
Padmowihardjo Soedijanto, 2000. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka (UT). Jakarta 2001.
Rukmana Rahmat H, 2005. Budidaya Rumput Unggul. Kanisius. Yogyakarta.
Sarwono B, Arianto H, 2004 Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Penebar Swadaya Jakarta.
Siregar B. Sori, 2004. Penggemukan Sapi. Swadaya. Jakarta.
Suriatna Sumardi, 1998. Metode Penyuluhan Pertanian. PT. Melton Putra. Jakarta.
Tillman, 1991. Ilmu Ternak Dasar. Gajah Mada University Pers. Yogyakarta.






Komentar